Use this space to put some text. Update this text in HTML

468x60 banner ad

Total Pageviews

Blogger templates

Blogger news

Formulir Kontak

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 11 Maret 2015

Panganan Khas Kalimantan Barat

LEMANG merupakan makanan penganan khas suku dayak dan melayu tak terkecuali di kota Pontianak. Makanan yang berbahan dasar beras ketan yang dimasak dalam seruas bambu yang dilapisi daun pisang dengan air santan kelapa terkadang juga diisi dengan kacang merah. Bambu berisikan beras ketan ini kemudian dimasak dengan cara dibakar. Di Pontianak Lemang dibakar selama 5 jam. lemang dipandok/mandok (bakar) dengan menjajarkannya secara vertikal dalam beberapa baris ruas bambu. Lemang selalu ada dalam penyajian pada saat perayaan atau pesta-pesta adat Suku Dayak dan selalu menjadi makanan wajib oleh suku melayu pada saat hari raya Idul Fitri maupun Idul Adha . Penganan yang juga dikenal untuk menjamu tamu dan menyambut bulan Ramadhan dan Maulid Nabi ini, memiliki rasa yang gurih dan nikmat dengan kekenyalan dari beras ketan, bentuknya pun menyerupai lontong dengan balutan daun pisang yang tentunya menambah aroma sedap dan wangi dari daun pisang.
Lemang lebih nikmat disantap hangat-hangat. Menikmati lemang umumnya oleh masyarakat Pontinak dengan cara asin atau disantap bersama rendang, telur,sambal dan lauk-pauk lainnya.sedangkan di daerah lain cara menyantap lemang juga berbeda-beda dari daerah ke daerah. Ada yang senang menikmatinya dengan cara manis ditambah selai, kinca,dan serikaya atau ada juga yang memakannya dengan buah-buahan seperti durian. Untuk masyarakat kota Pontianak khususnya kenapa tidak kita mencoba membuat lemang beraneka rasa, selain yang berisikan kacang merah. Sehingga bisa menambah daftar kuliner daerah kita, dan tidak menutup kemungkinan di jadikan sebuah usaha yang unik.

Lemang menjadi panganan favorit multi etnik orang-orang di Pontianak selama Ramadhan, penjual musiman lemang adalah sebagai penyelamat makanan tradisional Kalimantan Barat dari kepunahan. Lemang sebagai simbol makanan pribumi Kalimantan Barat yang disenangi oleh orang-orang bukan pribumi saja mudah-mudahan terus menjadi panganan yang dicari di Kota Pontianak.

Resep Lemang


Bahan:
Untuk 1 isi Lemang (1 ruas tabung bambu)
  • 1 kilogram beras ketan (hitam atau putih)
  • 5 butir kelapa (diambil santan kental dan encer)
  • Garam secukupnya, atau sesuai selera
Untuk tabung pembungkus
  • Daun pisang muda, secukupnya
  • Buluh lemang yang sudah dibersihkan (pilih bambu yang berkulit tipis, yang khusus untuk pembuatan lemang, bukan bambu berkulit tebal yang biasa digunakan untuk membuat perabot).
Sabut untuk pembakaran
- Bisa didapatkan di pasar tradisional

Cara membuat:
  • Garam dilarutkan secara merata kedalam santan, lalu tuangkan ke dalam beras pulut (beras ketan). Adonan tidak boleh kebanjiran (terlalu banyak air/santan) dan jangan sampai kekeringan pula.
  • Masukkan adonan ke dalam tabung bambu yang sudah dilapisi oleh daun pisang muda. Tinggi adonan kira-kira sepanjang tabung dikurangi sekitar 7 centimeter dari permukaan tabung.
  • Setelah itu, bakar tabung bambu yang sudah berisi adonan dengan cara menegakkannya pada sebuah sandaran. Sandaran diletakkan sedemikian rupa (berada di antar sabut dan tabung bambu) sehingga tabung mendapat panas dari sabut kelapa yang dibakar. Pembakaran ini akan berlangsung kira-kira selama 3 jam.
  • Balik-balik posisi tabung bambu sehingga semua bagian mendapatkan panas secara merata.

SONGON : Cara Menghargai Para leluhur Batak


Adalah sejenis patung (gana-gana) yang diletakkan di ladang untuk melindungi dari pencuri.
“Surung ma ho Batara Pangulubalang ni pohungku, ama ni pungpung jari-jari, ina ni pungpung jari-jari, Batara si pungpung jari. Surung pamungpung ma jari-jari ni sitangko sinuanku onon, surung bunu”, ini adalah mantra (tabas) Pohung agar pencuri menjadi lumpuh jari-jarinya, bahkan mati.

Tukkot Tunggal Panaluan & Pinggan yg biasa dipergunakan leluhur Batak untuk wadah makanan adat atau kepentingan hadatuon; memang bayak yg sudah beralih tangan ke pihak luar. bukan itu saja, pustaha laklak jg banyak beralih tangan kepemilikannya.



Cara supranatural Batak untuk mengembalikan harta leluhur :
Orang Batak sangat menghormati para leluhur; makanya dalam sejarah-sejarah Batak, sering terjadi pengkaburan, akibat orang Batak tidak ingin ada sebuah fase yang dianggap jelek yangg berhubungan dengan leluhurnya.
Adong pardomuan ni halak na mangolu dohot angka na mate (Ada interaksi antara yg hidup dengan yg sudah wafat). Orang Batak menganggap bahwa, interaksi ini memiliki pengaruh yag besar baik bagi manusia yang hidup, maupun bagi roh-roh orang mati.
Pada masyarakat Batak (Toba) dikenal 8 tingkat kematian. Dari yang terendah:
Pertama, Mate Tarposo (Mati dalam kandungan atau saat masih bayi).
Kedua, Mate Poso (Mati kanak-kanak dan sebelum kimpoi).
Ketiga, Mate Pupur (Mati tua tanpa pernah kimpoi).
Keempat, Mate Punu (Mati sesudah kimpoi, tidak punya anak).
Kelima, Mate Mangkar (Mati setelah ada anak yang kimpoi, tetapi belum punya cucu).                                             
Keenam, Mate Sarimatua (Mati sudah punya cucu, tetapi masih ada anaknya yang belum kimpoi).
 



















Ketujuh, Mate Saurmatua (Mati setelah semua anak kimpoi dan mempunyai cucu).
Kedelapan, Mate Mauli Bulung (Mati setelah cucunya sudah punya cucu lagi dan status sosialnya baik serta tak ada seorang pun dari keturunannya meninggal mendahuluinya). Mulai dari Mate Tarposo hingga Mate Punu dapat dikatakan tidak dilakukan acara adat yang berarti, karena hal itu dianggap belum lengkap kehidupan seseorang. Acara adat dilakukan dan akan semakin besar serta memakan waktu lama dimulai dari jenis Mate Mangkar hingga kepada Mate Mauli Bulung.
penghormatan terhadap seorang leluhur yang berada di alam baka dapat kita lihat melalui bentuk kuburan yang ada.
Bagi orang Batak, kuburan terdiri dari tiga jenis yaitu:
1. Kuburan umum tempat pemakaman satu kampung (Huta).
2. Disebut “Tambak” berupa tanah yang ditinggikan di atas kuburan seorang yang mati dalam peringkat Sarimatua/Saurmatua. Tanah yang ditinggikan tersebut terdapat rumput manis, diletakkan secara terbalik, bertingkat tiga, lima, tujuh. Di atas tanah yang ditinggikan itu ditanam pohon Hariara/Beringin atau Bintatar sebagai pertanda. Dengan berbagai variasi yang berkembang kemudian, Tambak digunakan sebagai pusara bagi keluarga atau marga dan biasanya dibangun di kampung asal (Bona Pasogit).


3. Tugu sebagai monumen, pembangunannya berkembang secara besar-besaran setelah Tugu Raja Sisingamangaraja XII dibuat. Tugu biasanya dibangun untuk persatuan marga di bona pasogit (kampung asal) dan di dalamnya terdapat tulang belulang leluhur dengan ritual Mangokkal Holi atau menggali dan memindahkan tulang belulang.

Makam Tugu Raja Bunga Bunga, Raja Parmahan


Etniknya Pakaian adat dari Irian Jaya

Suku Papua di Irian Jaya memiliki beberapa keunikan yang begitu istimewa, adat istiadat, bahasa, dan terutama pakaian adat mereka gaun tradisional Irian Jaya, Asmat, merupakan selubung penis.. Selubung penis dipakai oleh orang-orang yang tinggal di sekitar daerah tersebut terbuat dari kulit labu Wamena.Koteka panjang dan sempit, berfungsi untuk menutupi bagian dari organ reproduksi laki-laki.Penggunaannya terikat pada tali di sekitar pinggangnya. 
 Pakaian tradisional hanya menutupi organ reproduksi Jadi, kita bisa memastikan tidak ada penutup lainnya bagi tubuh. Mungkin inilah mengapa banyak suku berkulit hitam Papua.Namun, karena iklim yang begitu panas, tidak salah jika mereka baju adat sangat sederhana. 

Pakaian untuk perempuan hampir sama dengan laki-laki Mereka hanya menutupi tubuh di sekitar organ reproduksi. Mereka mengenakan pakaian seperti rok dari bahan akar tanaman kering pair atau rajutan seperti benang kasar yang berfungsi sebagai bawahan, atau dapat dikatakan seperti rok yang menutupi tubuh mereka. 
Asmat Perempuan bertelanjang dada, persis seperti laki-laki. Mereka sudah terbiasa dengan ini sehingga tidak melanggar norma kesusilaan di wilayah seperti lain.Anda masih ingat pepatah dimana ada bumi diinjak langit dijunjung? 
Dimana kita berada, kita harus menghormati adat dan budaya daerah masing-masing. 
Sayangnya beberapa tahun, perkembangan teknologi dan modernisasi akhirnya memasuki dan mempengaruhi budaya masyarakat Asmat ini mengakibatkan Asmat kini sedikit yang masih menggunakan pakaian tradisional mereka. Banyak dari mereka yang menggunakan kemeja dan celana jeans yang sama seperti kebanyakan orang di dunia .

Si Cepot Wayang Kebanggaan Asli Sunda


WAYANG memang sudah menjadi ciri khas budaya dari Indonesia, khususnya untuk wilayah pulau Jawa termasuk Jawa Barat. Jenis wayang yang terkenal dari pulau Jawa bagian barat ialah Wayang Golek. Bagi masyarakat Sunda sendiri, wayang golek sudah menjadi hiburan yang merakyat, mulai dari kalangan bawah sampai kalangan atas. Wayang golek sendiri mempunyai banyak tokoh, tetapi yang paling terkenal dan paling diingat oleh masyarakat ialah Si Cepot. Ia adalah sosok wayang yang penuh selera humor dan sudah menjadi ikon dari wayang golek. Sampai-sampai ada yang bilang, “Bukan orang Sunda namanya jika belum mengenal Si Cepot”. Seistimewa apakah sosok Si Cepot ini sehingga menjadi ikon dari wayang yang berasal dari Tanah Sunda?
Si Cepot atau yang dalam pewayangan mempunyai nama Astrajingga merupakan salah satu tokoh yang terdapat dalam dunia pewayangan, khususnya dalam kesenian wayang golek. Dia ini mempunyai wajah yang merah dengan gigi bawahhnya yang besar dan menonjol ke atas. Warna wajahnya yang merah ditafsirkan kitab wayang sebagai cerminan karakter yang buruk. Si Cepot ini mempunyai ciri khas suka ngabodor (bercanda). Cepot merupakan anak pertama dari tiga bersaudara yang terlahir dari pasangan Semar Badranaya dan Sutiragen. Dia mempunyai dua adik, yakni Dawala yang berhidung panjang dan Gareng yang berhidung bulat.
 
Nama Astrajingga sendiri berasal dari dua kata, yakni sastra yang berati tulisan dan jingga yang berarti merah yang melambangkan kelakuan yang buruk. Jadi Astrajingga merupakan cerminan karakter yang berkelakuan buruk seperti nilai rapor yang memiliki nilai merah. Tapi uniknya, meskipun Si Cepot sangat konyol dan selalu membuat jengkel, kehadirannya dalam suatu pertunjukan wayang malah selalu dinantikan. Karena kelucuan Si Cepot berdasarkan pada norma-norma, nilai-nilai, dan sikap hidup, sehingga kelucuannya mampu diterima oleh semua kalangan. Humornya juga sering menyentuh kehidupan sehari-hari. Dia merupakan tokoh yang sangat setia, kemanapun ayahnya pergi dia selalu menemaninya. Bahkan dia sangat setia pada negaranya, kesetiaannya ditunjukan saat bertarung mati-matian dengan buta hijau, antek kurawa demi membela negaranya.
Karena wataknya yang suka bercanda, banyak orang yang menyukai tokoh ini dan membuat Si Cepot menjadi terkenal. Dia ini tak pandang bulu dalam bercanda, Siapa saja bisa menjadi bahan candaannya, mulai dari para ksatria maha sakti, raja, sampai para dewa di langit. Tetapi dibalik humornya, Si Cepot ini selalu memberi nasihat dan petuah, tak jarang ia juga memberi kritikan pada pemerintah. Perilaku dan ucapannya selalu mengajarkan kita untuk bergotong royong, setia, selau ceria, dan membela kebenaran. Oleh karena itu, dalang biasanya menggunakan Si Cepot untuk menyampaikan pesan-pesan seperti kritik maupun petuah dengan sindiran yang disampaikan sambil guyon, agar bisa diterima oleh banyak orang.
Si Cepot beserta ayahnya dan kedua adiknya ini termasuk ke dalam tokoh wayang Punakawan, yakni tokoh abdi yang bertugas menasihati atau memberi petuah bijak bagi para Pandawa. Dalam suatu pertunjukan wayang golek, para tokoh ini biasanya ditampilkan pada bagian tengah cerita, ini dimaksudkan untuk membuat penonton lebih rileks dan bisa tertawa saat cerita mulai serius dan tegang.
Dalam cerita pewayangan Si Cepot ini biasanya menemani para ksatria, terutama Arjuna dan Madukara. Dia juga bisa bertempur seperti ksatria, senjata andalannya dalam berperang berupa Bedog (Golok).
Memang sangat unik wayang yang satu ini. Banyak hal yang patut dicontoh darinya. Di balik pribadi Cepot yang lucu dan suka membuat geger politik dengan tingkah laku yang nyeleneh, dia juga selalu punya pesan moral yang begitu bagus. Cepot merupakan cerminan rakyat jelata yang mempunyai sikap santai, setia, humoris, namun juga berani membela kebenaran.

Tari Legenda Minahasa Utara

Tari Legenda Minahasa Utara

Tari Tumatenden adalah sebuah nama tari yang diangkat dari cerita rakyat yang berhubungan dengan sejarah (legenda) yang berlokasi di Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara, dimana berdiam orang pertama yang bermukim ditempat itu yang dikenal sangat rajin mengolah perkebunannya.

Ia bersyukur dalam pengembaraannya setelah ia berpisah dari kelompoknya (Simea). Ia menemukan tempat yang indah dan subur yang terletak di kaki gunung Temporok yang kini bernama Klabat. Ditempat ini pula mawanua dikejutkan oleh sembilan putri/bidadari dari khayangan yang sedang mandi dikolam bahkan mengambil hasil dari kebun miliknya.

Saat itu pula timbul niatnya untuk mencuri salah satu bayu (sayap) dari seorang bidadari yang ternyata adalah milik bungsu dari semblan bidadari, Mamanua membujuk Lumalundung untuk kawin dengannya tapi ada perjanjian kalau tidak boleh satupun dari rambut lumalundung yang jatuh. Dengan perasaan gembira mereka dikaruniai anak bernama “Walansendau”” tidak diduga rambut lumalundung jatuh maka sesuai perjanjian Lumalundung pun meniggalkan “Mawanua dan Walansendouw” Diperkebunannya atau sekarang disebut Tumatenden.

Menurut fungsinya, jenis tari Tumatenden termasuk seni tari pertunjukan/seni tomtonasia hiburan sosial bisa juga dipakai pada upacara perkawinan (adat Minahasa). Tari Tumatenden terdiri dari 9 putri dan 1 putra. Musik dan lagu : Suling, Tambur, Lagu Tumatenden dalam gaya : purtamento, Sumber lagu: M.W Umboh, dialek : Minut-Tonsea.